Selasa, 25 Maret 2014

model desain assure



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
 Pendidikan merupakan sebuah pranata strategis yang keberadaannya sangat dipengaruhi oleh hampir seluruh disiplin ilmu pengetahuan, perkembangan masyarakat, filsafat dan kebudayaan, nilai-nilai agama dan lainnya. Dengan demikian, menurut Abuddin Nata (2009) pendidikan merupakan sebuah pranata yang tugas utamanya menyiapkan umat manusia agar siap dan mampu menghadapi masa depannya. Untuk itu dibutuhkanlah pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (life skill), yaitu memberikan keterampilan dan keahlian dengan kompetensi tinggi. Dengan dimilikinya life skill diharapkan nantinya peserta didik dapat bertahan dalam suasana yang selalu akan berubah dan berkembang.
Undang-Undang No.20 tahun 2003 juga menjelaskan tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Terdapat beberapa hal yang perlu diuraikan tentang konsep pendidikan yang terdapat dalam Undang-Undang tersebut. Pertama, pendidikan adalah usaha sadar yang terencana, hal ini berarti proses pendidikan bukanlah proses yang dilaksanakan secara asal-asalan dan untung-untungan, akan tetapi proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan. Kedua, Proses yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, hal ini berarti pendidikan tidak boleh mengesampingkan proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha untuk mencapai hasil belajar, akan tetapi bagaimana memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri anak.
Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan itu harus berorientasi pada siswa. Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi anak didik. Dengan demikian, anak harus dipandang sebagai organisme yang sedang berkembang dan memiliki potensi. Keempat, akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan anak memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini berarti bahwa proses pendidikan berujung pada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan keterampilan anak yang sesuai dengan kebutuhan (Sanjaya, 2006: 2-3).
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan pembelajaran pendidik harus bisa menjadikan bagaimana pembelajaran tersebut dapat membentuk peserta didik yang memiliki sikap, kecerdasan dan keterampilan sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai itu semua ada beberapa hal yang bisa digunakan guru dalam proses pembelajarannya yaitu seperti guru harus bisa menggunakan media, metode, strategi, teknik atau pun model pembelajaran yang dapat mendukung proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru adalah model pembelajaran ASSURE yang mana model ini merupakan suatu rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan  bermakna bagi peserta didik (Smaldino,dkk., 2008:87). Oleh karena itu untuk lebih jelasnya tentang rancangan pembelajaran dengan model ASSURE maka akan penulis uraikan pada pembahasan berikutnya.
1.2  Rumusan Masalah
v Bagaimana cara merancang dan menyusun media pembelajaran kimia untuk diterapkan pada materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit berdasarkan model desain pembelajaran ASSURE?
1.3  Tujuan Penulisan
v  Untuk memahami cara merancang dan menyusun media pembelajaran kimia untuk diterapkan pada materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit berdasarkan model desain pembelajaran ASSURE







BAB II
PEMBAHASAN

Model desain pembelajaran ASSURE dikembangkan oleh Sharon Smaldino, Robert Henich, James Russell dan Michael Molenda. Model desain pembelajaran ASSURE berusaha unutuk menciptakan sebuah pembelajaran yang bermakna dengan memanfaatkan media dan teknologi yang akan membuat siswa belajar secara aktif.
            Perancangan media pembelajaran terhadap Materi Larutan Asam dan Basa disusun dengan berdasarkan pada Model Pengembangan ASSURE. Dalam model ini, terdapat enam tahapan atau langkah-langkah untuk merancang suatu media pembelajaran, yaitu:
§                  A - Analyse learners (Analisis pelajar).
§                  S - State learning objectives (Nyatakan objektif pembelajaran).
§                  S - Select methods, media and materials (Pilih kaedah, media dan bahan).
§                  U - Utilise media and materials (Gunakan media dan bahan).
§                  R - Require learner participation ( Penglibatan pelajar dalam pembelajaran).
§                  E – Evaluate / Review (Penilaian / semak semula bahan).
Dari keenam langkah-langkah Model Pengembangan ASSURE tersebut diatas dapat diterapkan untuk merancang suatu rancangan media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam menguasai materi pembelajaran.
Untuk membuat rancangan media yang akan digunakan dalam Materi Larutan Asam dan Basa berdasarkan Model ASSURE harus dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang sudah ditetapkan dalam Model ASSURE tersebut.Sebagaimana akan dijelaskan dibawah ini mengenai langkah-langkah merancang media pembelajaran terhadap Materi Ajar Larutan Asam dan Basa.
1.    Analisis Pembelajar
§  General Characteristics
            Merupakan gambaran dari kelas keseluruhan, seperti jumlah siswa, usia, tingkat pendidikan, faktor sosial ekonomi, budaya atau etnis, keanekaragaman, dan seterusnya. Dengan demikian karakteristik pembelajaran dapat memberi pengarahan dalam membantu memilih metode pembelajaran dan media.
Sampel                                    : Siswa kelas 2 SMAN 1 Kota Jambi
Jumlah sampel kelas    : 25 orang
Usia                             : 16 tahun
Faktor sosial ekonomi : menengah ke atas
Budaya atau etnis       : heterogen
§  Specific Entry Competencies 
            Merupakan gambaran dari jenis pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki peserta didik baik atau kurangnya ketrampilan yang dimiliki sebelum memenuhi syarat yang akan dicapai dalam ketrampilan dan tingkah laku.
Memberikan soal pre test terkait materi pelajaran sebelumnya dan materi pelajaran baru yang akan dibahas.
§  Learning Style 
            Merupakan gambaran dari prefensi gaya belajar masing-masing peserta didik. Artinya sifat psikologis lah yang mempengaruhi bagaimana kita menanggapi rangsangan yang berbeda. Pertama-tama Pendidik akan mengamati gaya belajar peserta didik, yang diantaranya gaya belajar auditorial, visual, dan kinestetik.
            Gaya belajar sampel heterogen. Dalam setiap kelas karakter peserta didik berbeda-beda dalam gaya belajarnya, yang terbaik adalah menggabungkan banyak cara untuk menyajikan informasi sebanyak mungkin.
Hail Desain Tahap Analisis Pembelajar
Materi                          : Asam basa
Media                          : Buku / bahan ajar, powerpoint dan eksperimen
Evaluasi tahap awal    : Soal Pre Test
Gaya belajar                : Auditorial, visual, dan kinestetik
2. State Standards And Objectives
       Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran
       Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
       Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu
            Kinerja dari tujuan digunakan untuk menyatakan gambaran apa yang siswa harapkan dari hasil pembelajaran. Dengan demikian, tujuannya adalah gambaran dari hasil pembelajaran yang bertujuan untuk pelajaran dan harus bersifat spesifik mungkin serta harus ditulis dengan menggunakan format ABCD.
Siswa dapat :
       Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator.
       Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator asam dan basa.
       Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil pengukuran pH dari bebrapa larutan asam dan basa yang konsentrasinya sama.
       Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan (α) dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb)
a.    Audience
            Pembelajaran ini diberikan untuk peserta didik, bukan pendidik, untuk lebih fokus pada apa yang peserta didik lakukan, bukan pada apa yang pendidik lakukan. Contonya, dalam materi asam basa guru dapat menggunakan media eksperimen. Eksperimen disini merupakan bentuk media untuk membantu peserta didik dapat memahami secara langsung akan segala hal yang berkaitan dengan materi tersebut.
            Dalam pelaksanaannya, guru sebagai pendidik hanya membimbing dan mengarahkan serta membantu memberikan solusi terhadap siswa jika mengalami kendala dalam melaksanakan praktik yang dilakukan. Guru memberikan tanggung jawab penuh terhadap masing-masing kelompok untuk dapat menyelesaikan tugasnya masing-masing. Sehingga, dengan begitu peserta didik akan saling bekerja sama turut aktif berpartisipasi dan fokus akan kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Selain itu dapat juga dengan media power point, dimana guru menampilkan demonstrasi mengenai uji asam basa, kemudian contoh-contoh yang tergolong dalam asam maupun basa.
b.    Behavior
            Tujuannya adalah menggambarkan kemampuan baru yang dimiliki peserta didik setelah mendapatkan pembelajaran. Jadi, perilaku atau kemampuan peserta didik yang dapat diukur dan dapat diamati, perlu ditunjukan sebagai hasil pembelajaran. Contohnya, setelah melaksanakan praktikum, tentunya peserta didik telah memiliki pengetahuan serta kemampuan akan materi asam basa. Hal ini dapat diketahui setelah diadakannya post test. Post test disini dilakukan bertujuan untuk menguji seberapa besar daya pengetahuan serta kemampuan yang diperoleh setelah melaksanakan praktikum.
c.    Condition
            Keadaan atau kondisi peserta didik bertujuan untuk menunjukan ketrampilan atau kemampuan yang diajarkan. Sebuah pernyataan tujuan harus mencakup kondisi di mana hasilnya dapat diamati. Jadi, harus menyertakan peralatan, perkakas, alat bantu, atau referensi peserta didik yang akan digunakan atau tidak digunakan dan kondisi lingkungan khususnya tempat pembelajaran dilaksanakan. Contonya, untuk dapat melaksanakan praktik asam basa tentunya ada banyak yang mendukung dapat berlangsungya kegiatan pembelajaran tersebut. Beberapa faktor pendukung tersebut antara lain:
d.    Degree
Persyaratan terakhir bertujuan agar lebih baik dalam menunjukan hasil belajar yang dapat diterima dan akan dinilai. Jadi, sejauh mana ketrampilan yang dikuasai dan dapat diterima.
Klasifikasi tujuan yang memiliki nilai praktis, serta metode yang tergantung pada State objectives yang akan dicapai pendidik dapat diklasifikasikan menurut jenis utama hasil pembelajarannya. Ada empat kategori pembelajaran.
a.    Domain Kognitif
Domain kognitif, belajar melibatkan berbagai kemampuan intelektual yang dapat diklasifikasikan baik sebagai verbal / informasi visual atau sebagai ketrampilan intelektual.
b.    Domain Afektif
Dalam domain afektif, pembelajaran melibatkan perasaan dan nilai-nilai.
c.    Motor Domain Skill
Dalam domain ketrampilan motorik, pembelajaran melibatkan atletik, manual, dan ketrampilan seperti fisik.
d.   Domain Interpersonal
Belajar melibatkan interaksi dengan orang-orang.

3.    Memilih metode, media dan materi (Selectmetode, media dan materi)
                 Dalam langkah ini, pendidik akan membangun jembatan anatara peserta didik dan tujuan rencana sistematis untuk menggunakan media dan teknologi.Metode, media dan materi harus di pilih secara sistematis. Setelah mengetahui gaya belajar peserta didik dan memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang akan di sampaikan,maka harus dilakukan pemilihan:
1.    Metode pembelajaran yang di gunakan harus tepat untuk memenuhi tujuan bagi para peserta didik, yang lebih unggul daripada yang lain atau yang memberikan semua kebutuhan dalam belajar bersama, seperti kerja kelompok.
2.    Media yang cocok untuk dipadukan sama dengan metode pembelajaran yang dipilih, tujuan, dan peserta didik. Media bisa berupa teks, gambar, video, audio, dan multimedia komputer. Penyampaian dapat disajikan dengan mencari materi yang tersedia untuk mendukung penyampaian. Materi harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3.    Materi yang disediakan untuk peserta didik sesuai dengan yang dibutuhkan dalam menguasai tujuan. Materi bisa juga dimodifikasi, peserta didik bisa merancang dan membuat materi sendiri. Materi dapat berupa program perangkat lunak khusus, musik, kaset video, gambar, dan peralatan seperti overhead prejector, komputer, printer, scanner, TV dll. Materi mungkin perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik atau tempat pembelajaran dan peralatan.
Sebagai contoh, untuk memulai pengajaran yaitu perbedaan larutan asam dan basa dimulai dengan simulasi, diikuti dengan eksperimen dan latihan. Antara metode pengajaran yang sering digunakan dalam kimia larutan asam basa ini adalah penjelasan dan eksperimen. Guru memberikan tayangan media flash eksperimen larutan asam basa serta kertas kepada setiap siswa.
            Guru menjelaskan tayangan dari media tentang eksperimen larutan asam dan basa dan juga memberi pengarahan kepada siswa mengenai hal yang terkait dengan tayangan di flash dan membuat kesimpulan dari tayangan tersebut.  Metode ini dipilih karena siswa-siswa tingkat menengah atas butuhkan sesuatu yang dapat membantu memicu ide mereka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Selain itu, semua siswa dapat terlibat satu sama lain dengan kegiatan yang direncanakan ini setelah masing-masing dapat melihat tugas yang mereka harus lakukan.
            Memilih media yang sesuai untuk melaksanakan metode yang dipilih. Faktor dasar dalam pemilihan media adalah tergantung pada isi pelajaran, tujuan, metode dan siswa. Di dalam materi larutan asam dan basa ini, guru telah memilih untuk menggunakan macromedia flash yang berkaitan dengan materi,  yang menarik dan memicu motivasi siswa. Media ini juga dapat mendorong keaktifan masing-masing siswa. Penggunaan flash dilaksanakan saat guru menerangkan materi larutan asam dan basa kepada siswa. Guru menayangkan flash yang berisi tayangan eksperimen terhadap larutan asam dan basa dengan tujuan menarik minat murid terhadap penagajaran dan pembelajaran ketika itu. Bahkan materi yang ditayangkan itu juga membantu guru untuk mengajak siswa bertanya jawab untuk memfasilitasi pendekatan kepada memperkenalkan materi saat itu yaitu, identifikasi larutan asam dan basa.
Pemilihan media yang berbasis teknologi pengajaran sebagai media utama dalam model ASSURE ini yang menggunaan animasi dan gambar yang dihasilkan dalam flash adalah bertujuan membantu siswa memahami dengan lebih mudah pengajaran saat itu. Penayangan flash juga dapat membantu siswa memahami teknik identifikasi terhadap larutan asam dan basa.

4.    Memanfaatkan Media dan Materi (Utilize Media, and Materials)
 Langkah ke empat dalam model pembelajaran ASSURE adalah memanfaatkan penggunaan media dan materi oleh peserta didik dan pendidik. Menjelaskan bagaimana pendidik akan menerapkan media dan materi. Untuk setiap jenis media dan materi yang tercantum di bawah dipilih, dimodifikasi, dan di desain. Pendidik harus menjelaskan secara rinci bagaimana pendidik akan menerapkannya ke dalam pelajaran, pendidik juga membantu peserta didik. Dalam memanfaatkan materi ada beberapa langkah:
Preview materi
Pendidik harus melihat dulu materi sebelum mennyampaikannya dalam kelas dan selama proses pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat untuk audiens dan memperhatikan tujuannya.
Siapkan bahan
Pendidik harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan pendidik dan peserta didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan penggunaan media. Pendidik harus menggunakan media terlebih dahulu untuk memastikan keadaan media.
Siapkan lingkungan
Pendidik harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik dengan tepat dari materi dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.
Peserta didik
Memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Pendidik menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan cara mengevaluasi materinya.
Memberikan pengalaman belajar
Mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman, bukan suatu cobaan
Penggunaan media dan bahan dalam pengajaran adalah penting karena hal ini menjadi penentuan bagi efektivitas proses pengajaran dan pembelajaran. Guru dapat menggunakan berbagai media dalam mendukung pembelakaran di kelas. Dalam hal ini, untuk melaksanakan pembelajaran kimia dengan materi larutan asam dan basa digunakan media berupa flash yang berisi materi ajar mengenai larutan asam dan baasa. Untuk bahan pembelajaran dapat digunakan buku teks pelajaran kimia kelas XI IPA juga dapat digunakan senagai bahan pembelajaran untuk materi larutan asam dan basa.. Media dan bahan yang telah dipilih akan menyediakan lingkungan yang sesuai untuk pembelajaran siswa. Selain itu pemilihan bahan dan media tersebut adalah sesuai dengan pengalaman siswa, sehingga akhirnya dapat mendatangkan manfaat kepada siswa.

5.    Pelajar Memerlukan Partisipasi (RequireLearner Participation)
Langkah ke lima dalam model pembelajaran ASSURE adalah dengan mewajibkan partisipasi peserta didik. Peserta didik belajar paling baik jika mereka secara aktif terlibat dalam pembelajaran. Peserta didik yang pasif lebih banyak memiliki permasalahan dalam belajar, karena pendidik hanya mencoba untuk memberikan stimulus, tanpa mempedulikan respon dari peserta didik. Apapun strategi pembelajarannya pendidik harus dapat menggabungkan strategi satu dengan yang lain, diantaranya strategi tanya-jawab, diskusi, kerja kelompok, dan strategi lainnya agar peserta didik aktif dalam pembelajarannya. Dengan demikian,pendidik harus menjelaskan bagaimana cara agar setiap peserta didik belajar secara aktif.
Dalam suatu aktivitas pembelajaran, keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar sangatlah penting. Karena siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran akan dengan mudah mempelajari dan memahami materi pembelajaran. Dalam hal ini, agar siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, digunakan langkah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran induktif. Model pembelajaran induktif adalah suatu kegiatan belajar mengajar, dimana guru bertugas memfasilitasi siswa untuk menemukan suatu kesimpulan sebagai aplikasi hasil belajar melalui strategi pembentukan konsep, interpretasi data dan aplikasi prinsip.
Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi. Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Program flash tersebut digunakan sebagai alat bantu yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. Dengan adanya media tersebut, diharapkan siswa mampu memahami materi yang disampaikan serta siswa mampu membangun sendiri konsep pembelajaran yang harus dicapai melalui pertanyaan-pertanyaan guru yang diarahkan ke tujuan pembelajaran.
6.    Evaluasi dan Revisi
Langkah terakhir dalam model pembelajaran ASSURE adalah evaluasi dan revisi. Evaluasi dan revisi merupakan komponen penting untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Siapa saja dapat mengembangkan dan menyampaikan pelajaran, tetapi pendidik yang baik harus benar-benar dapat merefleksi pelajaran, mengetahui tujuan, menguasai strategi pembelajaran, menguasai materi pembelajaran, dan melakukan penilaian serta dapat menentukan apakah unsur-unsur dari pelajaran itu efektif. Pendidik mungkin menemukan beberapa hal yang terlihat tidak efektif, apakah banyak peserta didik yang tidak menguasai materi. Jika terjadi itu, mungkin materi yang disampaikan belum tepat untuk tingkatan kelas itu. Keefektifan dalam strategi pembelajaran juga bisa terjadi, misalnya peserta didik tidak termotivasi atau strategi itu sulit dilaksanakan pendidik. Oleh karena itu, evaluasi adalah langkah yang penting untuk menilai prestasi peserta didik dan menilai metode pembelajaran dan media yang digunakan.
Revisi merupakan langkah terakhir dari siklus pembelajaran yang juga merupakan hal yang penting untuk melihat hasil data gatering dari evaluasi. Jadi, kita dengan jelas memahami evaluasi akhir, langkah dan revisi. Kesemuanya adalah siklus yang terjadi terus-menerus dalam model ASSURE agar penggunaan media pembelajaran efektif.
Setelah rancangan program pembelajaran selesai dirancang, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi. Evaluasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan program pembelajaran. Disini program pembelajaran yang dievaluasi diantaranya produk yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu flash, serta perangkat-perangkat pembelajaran lainnya seperti, rencana proses pembelajaran (RPP), lembar aktivitas guru, dan lembar respon siswa. Hasil dari proses evaluasi dapat digunakan sebagai masukan atau input untuk memperbaiki program pembelajaran.
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah macromedia flash dengan menggunakan model pembelajaran induktif divalidasi oleh tim ahli, baik itu ahli materi maupun ahli media. Revisi desain ini dilakukan dengan mengubah, memperbaiki, serta mempertimbangkan bagian mana yang harus ditambah, dibuang ataupun diperbaiki. Hasil revisi ini nantinya akan menjadi produk akhir dan dinyatakan baik serta layak untuk diuji cobakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar