2.1 Teori
Sistem 3 Komponen
Pada
perhitungan dalam keseluruhan termodinamika kimia, J.W Gibbs menarik kesimpulan
tentang aturan fasa yang dikenal dengan Hukum Fasa Gibbs, jumlah terkecil
perubahan bebas yang diperlukan untuk menyatakan keadaan suatu sistem dengan
tepat pada kesetimbangan.
Berdasarkan
hukum fasa Gibbs, jumlah terkecil variabel bebas yang diperlukan untuk
menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada kesetimbangan diungkapkan
sebagai :
F =
C – P
+ 2.........................................(1)
dimana,
F = jumlah derajat kebebasan
C = jumlah komponen
P = jumlah fasa
Dalam
ungkapan diatas, kesetimbangan dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan komposisi
sistem. Jumlah derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen pada suhu dan
tekanan tetap dapat dinyatakan sebagai :
F =
3 –
P...................................................(2)
Jika dalam
sistem hanya terdapat satu fasa, maka F = 2, berarti untuk menyatakan keadaan
sistem dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua komponennya.
Sedangkan bila dalam sistem terdapat dua fasa dalam kesetimbangan,maka F = 1,
berarti hanya satu komponen yang harus
ditentukan konsentrasinya dan konsentrasi komponen yang lain sudah tertentu
berdasarkan diagram fasa untuk sistem tersebut. Oleh karena sistem tiga kompoen
pada suhu dan tekanan tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan paling banyak
dua, maka diagram fasa sistem ini dapat digambarkan dalam satu bidang datar
berupa suatu segitiga samasisi yang disebut diagram terner.
Jumlah fasa
dalam sistem zat cair tiga kompoen tergantung pada daya saling larut antar zat
cair tersebut dan suhu percobaan. Andaikan ada tiga zat cair A, B dan C. A dan
B saling larut sebagian. Penambahan zat C kedalam campuran A dan B akan
memperbesar atau memperkecil daya saling larut A dan B.
Ditinjau dari
sistem yang memperbesar daya saling larut A dan B. Dalam hal ini A dan C serta
B dan C saling larut sempurna. Kelarutan cairan C dalam berbagai komposisi
campuran A dan B pada suhu tetap dapat digambarkan pada suatu diagram terner.
Prinsip menggambarkan komposisi dalam diagram terner dapat dilihat pada gambar
(1) dan (2) di bawah ini.
Gambar
1. Diagram Terner
Gambar 2. Diagram Terner
(Tim Dosen Kimia
Fisika: 2012)
Titik A, B
dan C menyatakan kompoenen murni.
Titik-titik pada sisi AB, BC dan AC menyatakan fraksi dari dua komponen,
sedangkan titik didalam segitiga menyatakan fraksi dari tiga komponen. Titik P
menyatakan suatu campuran dengan fraksi dari A, B dan C masing-masing sebanyak
x, y dan z.
Satu fasa
membutuhkan dua derajat kebebasan untuk menggambarkan sistem secara sempurna,
dan untuk dua fasa dalam kesetimbangan, satu derajat kebebasan. Jadi, dapat
digambarkan diagram fasa dalam satu bidang. Cara terbaik untuk menggambarkan
sistem tiga komponen adalah dengan mendapatkan suatu kertas grafik segitiga
(Dogra, 2009: 473).
Konsentrasi
dapat dinyatakan dalam istilah % berat atau fraksi mol. Bila komposisi
masing-masing dinyatakan dalam persen berat masing-masing komponen, maka perlu
diketahui massa jenis tiap komponen untuk menghitung beratnya masing-masing.
m = ρ X
V............................................(3)
keterangan :
m = massa
ρ =
massa jenis
V =
volume
Bila berat
masing-masing komponen sudah dihitung, hitung persen berat masing-masing
komponen (fraksi dari masing-masing komponen). Alas segitiga menggambarkan
komposisi campuran air-kloroform. Oleh karena itu, sistem tiga komponen pada
temperatur dan tekanan tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan paling banyak dua,
maka diagram fasa sistem ini dapat digambarkan dalam fasa bidang datar berupa
suatu segitiga sama sisi yang disebut diagram Terner (Oktaviana, 2012).
Oleh karena itu, sistem tiga komponen pada temperatur dan
tekanan tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan paling banyak dua, maka
diagram fasa sistem ini dapat digambarkan dalam fasa bidang datar berupa suatu
segitiga sama sisi yang disebut diagram Terner (Oktaviana, 2012).
Dengan ini dapat digambarkan diagram
fasa yang menyatakan susunan dua komponen. Diagram ini digambarkan sebagai
segitiga sama sisi. Air dan asam asetat dapat bercampur seluruhnya, demikian
juga dengan kloroform dan asam asetat. Air dan kloroform hanya dapat campur
sebagian. (Atkins, 2006: 218)
Dengan ini dapat digambarkan diagram fasa yang menyatakan susunan
dua komponen. Diagram ini digambarkan sebagai segitiga sama sisi.
Gambar
11.16. Diagram Fasa Sistem Tiga Komponen
Sudut-sudut A,
B, C menyatakan susunan komponen murni. Campuran antara A dan B, A dan C serta
B dan C, terletak pada sisi-sisi segitiga. Campuran antara a, B dan C terletak
dalam segitiga. Suatu campuran berisi 30% A, 20% B dan 50% C terletak dititik D
(Sukardjo, 2005: 273-274).
Air
dan asam asetat dapat bercampur seluruhnya, demikian juga dengan kloroform dan
asam asetat. Air dan kloroform hanya dapat campur sebagian (Atkins, 2006: 218).
Asam
asetat , asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa aroma dalam makanan. Asam cuka memilih rumus
empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis
dalam bentuk CH3-COOH,CH3COOH atau CH3CO2H.
Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak
berwarna dan memiliki titik beku 16,70C. Asam asetat merupakan salah
satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam formal (Alamsyah, 2011).
Asam
asetat lebih suka pada air dibandingkan kepada kloroform oleh karenanya
bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih cepat dibandingkan kelarutan
air dalam kloroform. Penambahan asam asetat berlebih lebih lanjut akan membawa
sistem bergerak kedaerah satu fase (fase tunggal). Namun demikian, saat
komposisi mencapai titik a3, ternyata masih ada dua lapisan walaupun
sedikit (Tim Dosen Kimia Fisik, 2012: 14).
2.2 Contoh
Diagram Terner 3 Komponen
Adanya suatu zat terlarut mempengaruhi kelarutan zat terlarut
lainnya. Efek garam-keluar (setting-out) adalah berkurangnya kelarutan suatu
gas (atau zat bukan-ion lainnya) di dalam air jika suatu garam ditambahkan.
Efek garam ke dalam (setting-in) juga dapat terjadi, dimana sistem terner lebih
pekat (dalam arti mempunyai air lebih sedikit) dari pada sistem biner. Garam
juga dapat mempengaruhi kelarutan elektrolit lain, seperti amonium klorida,
aluminium sulfat dan air. Titik b menunjukkan kelarutan klorida dalam air:
campuran denagn komposisi b1 terdiri atas klorida yang tak larut dan
larutan jenuh dengan komposisi b.
Gambar
8.18. Diagram fasa, pada temperatur dan tekanan tetap Untuk sistem terner NH4Cl
/ (NH4)2SO4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar