Jumat, 09 November 2012

Alkena

Alkena (Olefin)
Alkena adalah deret hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua di antara atom karbonnya. Alkena termasuk senyawa tak jenuh dengan istilah olefin. Hal ini disebabkan anggota paling sederhana dari alkena, yaitu C2H4 (etena/etilena) bereaksi dengan klorin menghasilkan C2H4Cl2 yang berwujud seperti minyak. Rumus umumnya CnH2n.
Tata nama  menurut IUPAC
a.       Rantai utama adalah rantai karbon terpanjang yang mempunyai ikatan rangkap dua dan diberi akhiran -ena.
  1.  Penomoran pada rantai utama dimulai dari atom C yang dekat dengan ikatan rangkap.
  2. Penulisan nama : nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan C=C, diikuti tanda (-) baru nama dari rantai utama.
  3. Jika terdapat cabang (gugus alkil) pada rantai utama, beri nama alkil yang sesuai.
  4. Penulisan nama alkena bercabang : nomor cabang diikuti tanda (-), nama alkil diikuti tanda (-), nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan C=C diikuti tanda (-), kemudian nama rantai utama.
  5. Alkena yang mempunyai dua ikatan rangkap diberi akhiran diena dan jika tiga ikatan rangkap triena. Kedua atom C pertama yang terikat ke ikatan C=C, harus memiliki nomor sekecil mungkin.
Contoh:
       Isomer
Ada 3 jenis isomer pada alkena :
1.   Isomer rantai (kerangka)
Isomer rantai (kerangka) disebabkan nomor ikatan rangkap sama, tetapi kerangka karbon berbeda. Contoh 1-butena dan 2-metil-1-propena.
2.   Isomer posisi           
Isomer posisi disebabkan posisi ikatan rangkapnya yang berbeda. Contoh : 1-pentena dan 2-pentena.
3.   Isomer geometri (cis-trans)
Isomer geometri terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap dua dan gugus yang terikat pada atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap tersebut berbeda atau sama. Hal ini terjadi karena ikatan rangkap dua, C=C pada senyawa tersebut tidak dapat berputar dengan bebas. Berdasarkan posisi atom/gugus atomnya, isomer-isomer geometri dibedakan :
·   Isomer cis, yaitu isomer di mana atom/gugus atom sejenis berada pada sisi yang sama (berdampingan).
·     Isomer trans, yaitu isomer di mana atom/gugus atom sejenis berada pada sisi bersebrangan.
Pada isomer cis-trans : harus ada dua gugus yang berlainan yang terikat pada masing-masing karbon ikatan rangkap.
Contoh : cis-2-butena dan trans-2-butena.
    Sifat fisik alkena
Nama alkena
Rumus molekul
Mr
Titik leleh (0C)
Titik didih (0C)
Wujud pada 25 0C
Etena
C2H4
28
-169
-104
gas
Propena
C3H6
42
-185
-48
gas
1-Butena
C4H8
56
-185
-6
gas
1-Pentena
C5H10
70
-165
30
cair
1-Heksena
C6H12
84
-140
63
cair
1-Heptena
C7H14
98
-120
94
cair
1-Oktena
C8H16
112
-102
122
cair
1-Nonena
C9H18
126
-81
147
cair
1-Dekena
C10H20
140
-66
171
cair













1.    Titik didih dan titik leleh alkena naik dengan pertambahan nilai Mr.
2.    Alkena bersifat non-polar sehingga sukar larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik non-polar seperti etanol.
3.   Sifat fisis alkena (titik didih dan titik leleh) dengan Mr yang sama (isomer) untuk rantai lurus lebih tinggi dari rantai bercabang.
4.   Titik didih senyawa alkena yang berisomer geometri, struktur cis lebih tinggi dari trans. Mislanya cis-2-butena (3,7 0C) lebih tinggi dari trans-2-butena (0,8 0C).
5.    C2-C4 berwujud gas, C5-C17 berwujud cair, dan C18 dst berwujud padat.

    Sifat kimia alkena
Alkena lebih reaktif dibandingkan alkana, karena memiliki ikatan rangkap dua C=C.
Reaksi yang terjadi pada alkena :
1.   Reaksi adisi alkena (ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal)
a.   Reaksi alkena dengan halogen (halogenasi)
CH2=CH2   +  Cl2         -->         CH2Cl-CH2Cl
Etena klorin 1,2-dikloroetana
b.   Reaksi alkena dengan hidrogen (hidrogenasi)
CH2=CH2(g)    +  H2(g)    katalis Ni/Pt  -->     CH3-CH3(g)
Etena etana
c.   Reaksi alkena dengan hidrogenhalida/asam halida (hidrohalogenasi)
Aturan Markovnikov : pada alkena tidak simetris atom H dari asam halida (HX) akan  terikat pada atom C yang mempunyai ikatan rangkap dan mengikat atom H lebih banyak.
CH3CH=CH2  +  HBr  -->     CH3CH-CH3Br
1-propena                                2-bromopropana
d.   Reaksi alkena dengan air (hidrasi)
Alkena bereaksi dengan air membentuk alkohol.
CH2=CH2(g)   +  H2O     katalis H+     -->     CH3-CH2-OH(g)
Etena                                       300 0C, 70 atm            etanol              
e.   Reaksi alkena dengan asam sulfat (H2SO4)
CH2=CH2(g)  +  H2SO4    -->   C2H5OH + H2SO4
f.- Polimerisasi adisi pada alkena
Pada senyawa alkena jika antara molekul-molekul (manomer) yang sama mengadakan reaksi adisi, maka akan terbentuk molekul-molekul besar dengan rantai yang panjang. Peristiwa ini disebut polimerisasi. Polimer-polimer sintesis banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh polimer dari alkena misalnya polietilen (plastik), polivinil klorida (pipa paralon), dan politetraetena (teflon).
2.   Pembakaran alkena
C2H4(g)  +  3O2(g)    -->    2CO2(g)  +  2H2O(g) , bersifat eksotermik
3.   Reaksi oksidasi alkena
CH2=CH2   +  KMnO4   -->  CH2OH-CH2OH 
Etena 1,2-etanadiol (etilen glikol)
v  Sumber alkena
Alkena berada dalam jumlah kecil di alam sehingga harus disintesis melalui perengkahan /eliminasi alkana dari gas alam dan minyak bumi.
PEMBUATAN ALKENA :
Ø    Dehidrohalogenasi alkil halida
Ø    Dehidrasi alkohol
Ø    Dehalogenasi dihalida
Ø    Reduksi alkuna
*      Kegunaan alkena dalam kehidupan
      Bahan dasar pada industri plastik, karet sintetik, pipa (PVC = polivinilklorida), dan Teflon. Khusus etena atau etilena digunakan sebagai bahan pembuat zat-zat kimia seperti alkohol (etanol), etilena glikol, dan etil eter, dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2, untuk memasakkan buah-buahan.



 permasalahan:  
        Poli(kloroetena)/(polivnyl klorida): PVC merupakan salah satu hasil dari polimerisasi adisi pada alkena. Kenapa polimer-polimer amorf pada poli(kloroetena)  lebih fleksibel dibanding polimer-polimer kristalinnya? Dan kenapa plastik lebih fleksibel jika dibandingkan dengan PVC? 

6 komentar:

  1. polimer-polimer amorf lebih fleksibel dibanding polimer-polimer kristalin karena gaya tarik antara ranta-rantainya cenderung lebih lemah. Akan tetapi, poli(kloroetena) murni cenderung agak keras dan kaku.

    Ini disebabkan oleh adanya interaksi dipol-dipol tambahan akibat polaritas ikatan karbon-klorin. Klorin jauh lebih elektronegatif dibanding karbon, sehingga menarik elektron-elektron dalam ikatan ke arahnya. Ini menjadikan atom-atom klorin sedikit engatif dan karbon sedikit positif.

    Dipol-dipol permanen ini menambah gaya tarik akibat dipol-dipol sementara yang menghasilkan gaya-gaya dispersi.
    Plasticiser biasa ditambahkan ke dalam poli(kloroetena) untuk mengurangi keefektifan gaya tarik ini dan membuat plastik lebih fleksibel. Semakin banyak plasticizer yang ditambahkan, semalin fleksibel plastik tersebut.

    BalasHapus
  2. saya akan mencoba menjawab sedikit permasalahan di atas:
    polimer amorf lebih fleksibel dibanding polimer kristalin karena polimer amorf merupakan polimer yang mempunyai struktur yang tidak teratur, mempunyai kristalinitas rendah dan bersifat tidak keras. Sementara, polimer kristalin merupakan polimer dengan struktur teratur mempunyai kristalinitas yang tinggi sehingga lebih kuat dan lebih tahan terhadap bahan-bahan kimia dan enzim.

    BalasHapus
  3. Hai dian.. saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda, polimer-polimer amorf lebih fleksibel dibanding polimer-polimer kristalin karena gaya tarik antara rantai-rantainya cenderung lebih lemah. karena adanya interaksi dipol-dipol tambahan akibat polaritas ikatan karbon-klorin. Klorin jauh lebih elektronegatif dibanding karbon, sehingga menarik elektron-elektron dalam ikatan ke arahnya. Ini menjadikan atom-atom klorin sedikit engatif dan karbon sedikit positif.
    Plasticiser biasa ditambahkan ke dalam poli(kloroetena) untuk mengurangi keefektifan gaya tarik ini dan membuat plastik lebih fleksibel. Semakin banyak plasticizer yang ditambahkan, semalin fleksibel plastik tersebut.
    Poly(kloroetena) digunakan untuk membuat banyak barang-barang seperti pipa air, jendela plastik, insulasi kabel listrik, tikar untuk lantai dan untuk keperluan lain, alas kaki, pakaian, dan sebagainya.
    Semoga bermanfaat.. 

    BalasHapus
  4. menurut yg saya baca, polimer amorf lebih fleksibel karena gaya tarik antara ranta-rantai polimer amorf cenderung lebih lemah dan juga strukturnya yg tidak teratur serta rendanya kemampuan kristalisas. Akan tetapi, poli(kloroetena) murni cenderung agak keras dan kaku serta tahn terhadap bahan-bahan kimia.

    BalasHapus
  5. menurut yg saya baca, polimer amorf lebih fleksibel karena gaya tarik antara ranta-rantai polimer amorf cenderung lebih lemah dan juga strukturnya yg tidak teratur serta rendanya kemampuan kristalisas. Akan tetapi, poli(kloroetena) murni cenderung agak keras dan kaku serta tahn terhadap bahan-bahan kimia.

    BalasHapus
  6. karena gaya tarik antara ranta-rantainya cenderung lebih lemah. Akan tetapi, poli(kloroetena) murni cenderung agak keras dan kaku.

    Ini disebabkan oleh adanya interaksi dipol-dipol tambahan akibat polaritas ikatan karbon-klorin. Klorin jauh lebih elektronegatif dibanding karbon, sehingga menarik elektron-elektron dalam ikatan ke arahnya. Ini menjadikan atom-atom klorin sedikit engatif dan karbon sedikit positif.

    Dipol-dipol permanen ini menambah gaya tarik akibat dipol-dipol sementara yang menghasilkan gaya-gaya dispersi.

    Plasticiser biasa ditambahkan ke dalam poli(kloroetena) untuk mengurangi keefektifan gaya tarik ini dan membuat plastik lebih fleksibel. Semakin banyak plasticizer yang ditambahkan, semalin fleksibel plastik tersebut.

    Poly(kloroetena) digunakan untuk membuat banyak barang-barang seperti pipa air, jendela plastik, insulasi kabel listrik, tikar untuk lantai dan untuk keperluan lain, alas kaki, pakaian, dan sebagainya.

    BalasHapus